Luka bisa datang kapan saja.
PERIHAL
DIANGGAP ATAU TIDAK,
Dan
semua hal tentang lupa atau ingat.
Kita
semua pernah merasakan pertemuan yang jauh lebih aneh dari apa yang kita
bayangkan,
Mau
kamu bahagia atau kamu terluka diakhir cerita, semua dari kita pernah dan akan
bahagia. Saat tiba tiba bubuh kehadiran buahkan harapan, Seketika lancangnya
kata sayang menulusup masuk menusuk jatung dengan rasa terdalam, hadirkan
cerita berbumbu tawa, hingga singkat kata, semua kisahkan kehadirannya sebagai
alasan kita berbahagia.
Dan
ulala.
Alangkah
senangnya, ternyata luka masa lalu yang kita pikirkan melulu, nyatanya telah
jauh berlalu. tersapu , digulung debu, bersama khayal yang tak tentu untuk
langkah tak bertuju dalam dekap masa lalu.
Tenang
saja. memang, semua tentang luka masihlah berharga, apalagi untuknya yang
pernah membuat kita susah lupa.
Namun,
karena setiap rasa akan kembali bahagia, untuk kali ini enyahlah dari perdebatan
tentang definisi luka menjurus duka, lupakanlah, sudahilah, karena inilah penantian mu diujung lelah.
Dia.
Tak
pernah ada cerita sebelumnya.
Tapi
mampu hadirkan rasa.
Seseorang
yang hadir di ujung luka, ternyata dengan mudahnya hapuskan semua air mata yang
selama ini terus bermuara dari sisa cerita yang telah tiada.
Sedikit demi sedikit dengan tengilnya
ia ukir wajah ku dengan ketukan rindu, dan dengan hebatnya ! hanya dialah yang
kini buatku kembali tersipu , dimana kutahan sedikit senyumku saja rasanya tak
mampu.
Dan
pipi, yang selalu basah, diusapnya tanpa sisakan sedikitpun kata resah. Seperti
halnya dulu, saat pernah ada luka yang tak bisa ku tulisakan semuanya.
Kini
telah berganti,
Menjadi
bahagia yang sulit terdefinisi.
Saksikan
sajian kisah pada layar lebar setiap bulan.
Berjalan,
menyusuri persaan bersamaan.
Bergandengan,
angkuh, dengan percaya kaulah yang kubutuh.
Tersipu
bersama, saat bahasan menuju kearah tawa,
Kau menuntunku, untuk menulis cerita
yang tidak lagi berbau luka, dan kau percaya, perlahan, dengan waktu, semua
pahit masa lalu akan berlalu.
Namun kembali.
hingga,
akhirnya,
aku,
tersadar,
Seiring
timeline instagram berlalu, aku sebatas notifikaisi “suka” dalam unggahan foto
lama, tertutup oleh notifikasi lainnya. Kekubur rupanya.
Tenggelam katanya.
Sadar atau tidak, sangat disayangkan,
dia tidak pernah tahu seberapa spesial kehadirannya untukku,
Dimana aku anggap dirinya sebagai udara
segar yang baru, namun nyatanya aku tetaplah menjadi angin lalu. Berhembus,
dingin tak tentu, dan sangat cepat berlalu. Dan. sudah.
Memang benar adanya, tiba tiba seseorang
akan datang di ujung luka membawa tawa, namun tidaklah selamanya.
Dan
selama dalam kehadirannya, aku adalah pelukan terhangat untuk ia tinggalkan
setelahnya, juga disini aku remuk kembali, dan hancurlah lagi. Serupa menegak
racun dengan sengaja, ku harapkan kamu jadi obat paling mujarab, namun kau
tikam aku kembali dengan biadab.
Mungkin
dalam benakmu, pernah ada aku, sebagai telinga yang selalu siap sedia menjadi
muara segala duka dan bahagia dari ceritamu, selalu siaga dengan ponsel saat
menerima pesan darimu, emnjawab sigap pertanyaan darimu.
Tapi.
Sudahlah,
Aku
tahu dirimu hanya salah arah, dimana jadikan ku sebagai persinggahan, bukan
tujuan.
Sudahlah.
Tinggalkan.
Seperti
apa yang kau mau sejak dulu, melihat aku kembali sendiri tersiksa rindu, dengan
masa lalu yang tak pernah lagi harapkanku.
Sudahlah.
Tinggalkan. Lupakan.
Mungkin
memang inilah sebuah pengabdian terhadap harapan yang berlebihan. Dimana
kembali pada keterpurukan, aku sudah selayaknya kau abaikan dalam pelataran
sepinya kesendirian.
Namun,
sudahlah,
Terima
kasih atas luka, dimana aku bisa bahagia sebelumnya.
Semoga setelahnya, kau akan tetap
berbahagia, mencari tempat transit paling bisa dibuat sakit.
Terakhir, tak usah kau coba menerka isi
tulisanku oleh mu,
Sepertiku, sebelumnya
kamu harus belajar berduka,
karena dengan luka, kamu akan mengerti
rasaku darinya.
bahwa denganmu, aku adalah tempat transit paling sederhana.
Ditulis saat kamu masih melupakanku,
Bandung, 2017
Rizkiamyusuf