Monday 28 August 2017

SINGGAH

             
Luka bisa datang kapan saja.


             PERIHAL DIANGGAP ATAU TIDAK,
             Dan semua hal tentang lupa atau ingat.
         Kita semua pernah merasakan pertemuan yang jauh lebih aneh dari apa yang kita bayangkan,

           Mau kamu bahagia atau kamu terluka diakhir cerita, semua dari kita pernah dan akan bahagia. Saat tiba tiba bubuh kehadiran buahkan harapan, Seketika lancangnya kata sayang menulusup masuk menusuk jatung dengan rasa terdalam, hadirkan cerita berbumbu tawa, hingga singkat kata, semua kisahkan kehadirannya sebagai alasan kita berbahagia.

              Dan ulala.
          Alangkah senangnya, ternyata luka masa lalu yang kita pikirkan melulu, nyatanya telah jauh berlalu. tersapu , digulung debu, bersama khayal yang tak tentu untuk langkah tak bertuju dalam dekap masa lalu.
        Tenang saja. memang, semua tentang luka masihlah berharga, apalagi untuknya yang pernah membuat kita susah lupa.
            Namun, karena setiap rasa akan kembali bahagia, untuk kali ini enyahlah dari perdebatan tentang definisi luka menjurus duka, lupakanlah, sudahilah, karena  inilah penantian mu diujung lelah.

          Dia.
          Tak pernah ada cerita sebelumnya.
          Tapi mampu hadirkan rasa.
        Seseorang yang hadir di ujung luka, ternyata dengan mudahnya hapuskan semua air mata yang selama ini terus bermuara dari sisa cerita yang telah tiada.
Sedikit demi sedikit dengan tengilnya ia ukir wajah ku dengan ketukan rindu, dan dengan hebatnya ! hanya dialah yang kini buatku kembali tersipu , dimana kutahan sedikit senyumku saja rasanya tak mampu.

         Dan pipi, yang selalu basah, diusapnya tanpa sisakan sedikitpun kata resah. Seperti halnya dulu, saat pernah ada luka yang tak bisa ku tulisakan semuanya.
          
Kini telah berganti,
Menjadi bahagia yang sulit terdefinisi.


          Saksikan sajian kisah pada layar lebar setiap bulan.

          Berjalan, menyusuri persaan bersamaan.

          Bergandengan, angkuh, dengan percaya kaulah yang kubutuh.

          Tersipu bersama, saat bahasan menuju kearah tawa,

           Kau menuntunku, untuk menulis cerita yang tidak lagi berbau luka, dan kau percaya, perlahan, dengan waktu, semua pahit masa lalu akan berlalu. 

Namun kembali.


hingga,
akhirnya,
aku,
tersadar,


     Seiring timeline instagram berlalu, aku sebatas notifikaisi “suka” dalam unggahan foto lama, tertutup oleh notifikasi lainnya. Kekubur rupanya.
Tenggelam katanya.

         Sadar atau tidak, sangat disayangkan, dia tidak pernah tahu seberapa spesial kehadirannya untukku,
Dimana aku anggap dirinya sebagai udara segar yang baru, namun nyatanya aku tetaplah menjadi angin lalu. Berhembus, dingin tak tentu, dan sangat cepat berlalu. Dan. sudah.

Memang benar adanya, tiba tiba seseorang akan datang di ujung luka membawa tawa, namun tidaklah selamanya.

          Dan selama dalam kehadirannya, aku adalah pelukan terhangat untuk ia tinggalkan setelahnya, juga disini aku remuk kembali, dan hancurlah lagi. Serupa menegak racun dengan sengaja, ku harapkan kamu jadi obat paling mujarab, namun kau tikam aku kembali dengan biadab.
          Mungkin dalam benakmu, pernah ada aku, sebagai telinga yang selalu siap sedia menjadi muara segala duka dan bahagia dari ceritamu, selalu siaga dengan ponsel saat menerima pesan darimu, emnjawab sigap pertanyaan darimu.

           Tapi.
           Sudahlah,

           Aku tahu dirimu hanya salah arah, dimana jadikan ku sebagai persinggahan, bukan tujuan.
         
          Sudahlah. Tinggalkan.

          Seperti apa yang kau mau sejak dulu, melihat aku kembali sendiri tersiksa rindu, dengan masa lalu yang tak pernah lagi harapkanku.

          Sudahlah. Tinggalkan. Lupakan.

          Mungkin memang inilah sebuah pengabdian terhadap harapan yang berlebihan. Dimana kembali pada keterpurukan, aku sudah selayaknya kau abaikan dalam pelataran sepinya kesendirian.

          Namun, sudahlah,

          Terima kasih atas luka, dimana aku bisa bahagia sebelumnya.
Semoga setelahnya, kau akan tetap berbahagia, mencari tempat transit paling bisa dibuat sakit.

Terakhir, tak usah kau coba menerka isi tulisanku oleh mu,
Sepertiku, sebelumnya
kamu harus belajar berduka,


karena dengan luka, kamu akan mengerti rasaku darinya.
bahwa denganmu, aku adalah tempat transit paling sederhana.



Ditulis saat kamu masih melupakanku,
Bandung, 2017

Rizkiamyusuf

Wednesday 23 August 2017

BERSANTAILAH HATI YANG LELAH

    "Buat kamu yang terlalu lelah mengingat tanggal untuk perayaan dalam suatu hubungan! Lupakan ! Tinggalkan ! sebelum nanti kau ingat tanggal sebagai suatu sesal."


                Kalau kamu sekarang lagi sibuk, teruskanlah sibukmu,
                Fokuslah dengan kerjamu, lupakan saja semua hal yang tak perlu,
                karena cinta pasti butuh istirahat disaat kamu tak perlu.



                Apa kamu lagi santai ?
                jika iya, bagaimanakah dengan hubunganmu?

                Hubungan yang selama ini kau anggap membelenggu, dan dimana setelahnya, kata rindu selalu saja berujung pada ironi yang kelabu, hasilkan sendu, dan tangis yang membiru. Ketahuilah, kini dari setiap rasa yang ada, baik rindu darimu yang selalu saja tidak menentu, maupun rindu dirinya yang kau rasa tak tepat waktu,secara perlahan akan menikam setiap kisah bahagia masalalu, memberikan luka, melahirkan duka.
               
                Berhati hatilah dengan rindu, ketika semua permasalahan tentang rindu, dengan mudahnya kau selesaikan dengan kata “yuk ketemu” , padahal tak selamanya kerinduan terbayar dengan pertemuan. Terkadang semuanya membutuhkan kedewasaan, baik dari sikap maupun perasaan.

             Setiap rindu, bisa mejadi awal dari alasan hancurnya suatu hubungan, yang katanya keegoisan dinilai dari banyaknya urusan yang kau kerjakan, yang katanya tak peduli ketika kamu tak sanggup menanti, dan dikata tidak lagi cinta, karena kau tak ada waktu untuknya disaat kau sibuk dengan persiapan masa depanmu untuknya.


                Bersantailah !
                Sebelum hubunganmu terasa lelah !

                Lah iya ? Bagaimana kamu bisa santai? Jika pesan singkat dirinya hanya selalu saja sajikan seribu tanya berantai. Yang katanya sebagai tanda mencinta tapi rasanya seperti dikejar dimata mata. Dan ketika kamu akhirnya bertemu dengannya, tanpa basa basi, keluarlah pertanyaan penuh interogasi, makan berhadapan di restoran, seperti berhadapan dengan algojo membawa senapan.

                Ingin tertawa bersama,
                malah berduka adanya,
                harap romantis,
                namun akhirnya tragis.

                Larilah dan keluarlah! sebelum harapanmu mati olehnya.
                Walaupun diluar sedang gerimis, janganlah menangis, karena sudah seharusnya cinta terasa seperti itu, sejuk, sedikit demi sedikit, sajikan ketenangan.

                Bukan seperti badai yang hadir dengan angin besar yang mengintai dan siap membantai.
Namun memang, ketika kau lari, semuanya akan hancur berantakan, namun biarlah  tetap berserakan, karena aku yakin badai haruslah belajar dari apa yang telah ia hancurkan.

Apa yang dilakukan seseorang setelah ia lari dari kejaran bencana ?
Tentu, mencari kediaman baru untuk kembali bercerita,
Kembali tertawa,
Mencari tawa,
Hingga akhirnya lupa akan segala duka lama yang dulu selalu saja membelenggu.

Dengan alasan cinta.



Ditulis oleh seorang badai, yang tak bisa terima keputusan dan kini hancur dalam ketiadaan
Bandung, 2017

Rizkiamyusuf

Sunday 20 August 2017

SEBELUM BAHAGIA :Bagian 2

Buat kita yang lumpuh setelah terjatuh.
Jangan penah berfikir untuk cepat kembali sembuh.
Hargai lukamu, sebagai rasa sakit paling menyenangkan.
Karena sekarang, bagi kita, bahagia tidak lagi, sederhana.


Baiklah, sampai manakah cerita kita ?  Eh, maaf. Maksudku,

Sudah sampai manakah lukamu ?
Sudah merasa sembuh ?
atau semakin runtuh?

                Waktu telah lama berlalu, namun kamu masih saja berdiam disitu, menelan luka, menahan pedih, merintih perih bersama jiwa kesepian yang kini letih. Letih tertindih kekecewaan teramat pedih sepeninggalan sang kekasih.
                Apalagi setelah semuanya, ternyata kini kau melihat dirinya yang pernah kau puja telah pergi bersama angan barunya. Ah sudahlah .

                BANGUNLAH ! TEMUKANLAH ! BERSEMANGATLAH !

                Setidaknya itulah yang sering kau dengar dari teman temanmu bukan? yang faktanya mereka tidak pernah merasakan seperti apa pahitnya kehilangan setelah dipatahkan ! Namun tak apa, hargailah dan terimalah persembahan kata dari mereka yang tak lelah berteriak, dan yang memberimu semangat dari atas jurang, yang sekarang bagimu itu adalah sebuah sarang dimana semua lukamu telah bersemayam.


                Tapi apa dengan semangat mereka, lantas kau akan bisa kembali sembuh?


                Tenanglah kawan, di dalam jurang ini kamu tidak pernah sendirian. Banyak sekali orang orang yang pernah dijatuhkan dengan cara yang lebih kejam dari pada saat kau dipatahkan. Cobalah telaah, ayolah, ternyata banyak sekali kau temukan mereka yang lebih merasa lumpuh darimu, karena terjatuh lebih tinggi lagi dari harapnmu yang dulu.

                Karena disini, yang terluka takan pernah sendiri.

                Berjalanlah semaumu, karena setelah ini tak ada lagi yang ada memarahimu, sejauh mana kakimu melangkah, takan pernah ada lagi yang takut merasa patah, dan selama apapun ponselmu aktif, takan pernah ada lagi yang berusaha menjadi possessive.

                Berdiam dulu, santailah saja dulu, nikmati lukamu.

                Disini kau akan bebas merindu, tanpa sebuah keharusan untuk bertemu. Tak ada salahnya sejenak tertawa walau takan lagi bersama. Selagi perih dan sakit, bukalah pikiran dan perasaanmu untuk kembali mengenang masa masa yang kini kau anggap benar benar bodoh itu. Biarkanlah sakitmu menjadi alasanmu bergembira, dan disaat itu juga kau telah temukan cara bagaimana berteman dengan luka.
                Cobalah kopi, tapi kali ini tanpa gula, agar kau juga belajar bagaimana cara menikmati pahitnya sebuah jamuan, yang diseduh oleh hangatnya dari setiap duka yang tercipta.
                Lalu pilihlah tempat duduk paling sepi, karena setelahnya kamu harus berkenalan dengan teman barumu yang bernama “kesendirian”.

                Tenanglah, kesendirian tidak akan berbuat jahat padamu.

                Sebaliknya, dia akan selalu senantiasa menemanimu, dalam setiap langkah kaki kakimu yang kian gontai. Dia bukanlah gurumu, namun, dengan kesendirian itulah, kau akan tahu bagaimana cara berjabat tangan dengan harapan tanpa penjanjian. Kamu akan mengerti tentang bagaimana caranya memeluk dari kejauhan. Lalu tentang cara menanti walau tanpa rasa pasti. Dan bagaimana cara melupakan harapan dengan bertahan di atas pelataran kesedihan.
               
                Hehe,
                Kurasa dengannya kau takan pernah mau untuk kembali sembuh.


                Kau akan senang untuk terus mengayuh untaian masa lalu yang kian kelabu, mengingat kembali setiap keringat yang pernah jatuh, dimana setiap ucapan "sayang" mampu membuatmu tunduk dan patuh, walau sekarang rasamu hanya tersisa dari separuh yang tak lagi utuh.

                Karena mengenang, adalah cara terbaik tuk lupakan.


                Lambat laun kamu akan merasa bosan untuk mengayuh kembali setiap kenangan, dimana setiap ingatan hanyalah sebatas ingatan. Dan ketika itu, bersiaplah.


                 Setelah jatuh, tak lama sosok baru akan hadir.

          Memang semua akan kembali terasa baru, ketika dengan canggung ia menggenggam tanganmu, seakan mengisi kembali hangatnya di setiap sela jemarimu, mendengarkan curhatmu, memfasilitasi ruang baru untuk mendengarkan setiap keresahanmu.

                 Tapi janganlah mudah berharap.
                 Terkadang.
                 Setelah luka telah reda,
                 Seorang akan hadir dengan tiba tiba,

menghapus ingatan lama, menyeka setiap luka, menutupi semua duka. NAMUN, tidak untuk selamanya.



Dan disinilah kamu mulai merasa bingung, antara ingin sembuh dari luka, dan hati yang belum siap kembali terluka.



ditulis untuk teman temanku yang takut terluka.
Bandung,2017

Genggam erat,
rizkiamyusuf


Saturday 19 August 2017

SEBELUM BAHAGIA :Bagian 1

Untuk kamu yang selama ini merasa paling bahagia karena telah memilikinya,
siapkah kamu melayang dibuatnya?


               Bila kamu selama ini tak pernah lepas untuk dengarkan ucapan "selamat pagi", "lagi ngapain?", "udah makan kan?", "semangat kerjanya ya" dan " jangan lupa jaga kesehatan". Bersabarlah juga Kuatkanlah hatimu.

                Kau sangat hafal, setiap lantunan kalimat dari untaian kata penuh romansa memanglah selalu sajikan kehangatan, apalagi ditambahnya emotikon pertanda "manja", dimana saat kita membaca pesan seketika juga kita rasakan hangatnya pelukan. Bukan begitu?


                  Apa kamu udah beli sayap untuk bisa terbang?


                Seketika sapaan menjadi sebuah keharusan dari setiap hubungan agar dapat berjalan, saat canda dan hahaha wkwk menjadi bumbu dengan racikan paling sempurna, yang dikunyah penuh suka cita wujudkan rasa bahagia. Tidak peduli kurang garam, tak risau terlalu asam, tidak takut melawan pedas. Hatimu telah tercipta untuk secara utuh menerimanya, dengan kekuatan yang kau anggap selama ini cinta.

                Aku tidak mau membuatmu merasa takut lewat tulisan ini,

                Aku juga tidak bermaksud untuk menyelamatkanmu dari suatu yang kau telan nanti.
                Namun, hati hati, terkadang racun tidaklah selalu harus membuatmu tersedak. Sedikit demi sedikit dia akan membuatmu merasa lemah, lemas, dan pada akhirnya kau lelap dibuatnya. Tapi tenang kau belum mati. Disana kau hanya akan merasa sedikit bingung dengan dirimu, hingga setelahnya kau sadar kembali dengan hasrat merindu yang memuncak. Dan bahayanya adalah ketika kamu tidak tau bagaimana cara melampiaskannya.



                    Percayalah, ketika itu sayapmu sudah siap terpasang.


             Seketika, Antar jemput menjadi suatu kebiasaan, dikala duka maupun bahagia dalam cerita menjadi bumbu makan siang, disaat oksigen tak punya lagi ruang dalam paru parumu, karena telah kau jadikan ia sebagai udara yang kaubiarkan masuk dalam setiap rongga, juga pelukan menjadi suatu keharusan, dan hanya demi dirinya seorang, suatu janji pentingmu pun rela kau tinggalkan.


                Disini aku hanya  ingin menyampaikan, bersiaplah kamu untuk terbang !


                Bersamanya, dirimu menembus awan, melesat jauh dengan sejuta perasaan, bersama orang yang dibanggakan, kaulah seorang insan harapkan kebahagiaan. Setelah sampai dilangit nanti, disanalah, dengan rasa bahagiamu kau akan merasa bahwa kaulah manusia paling beruntung untuk memilikinya.

                Masih diatas sana, lalu dirinya seakan tunjukan rasa paling bahagia yang sama seperti kau rasakan sebelumnya. Percayalah , dibawah sini aku sangat bersedia untuk menarik kau kembali kebumi. Namun apadaya, Kamu telah buta diatas sana, kamu tidak akan pernah melihat siapa siapa lagi disana, karena semua isi mata mu hanya akan tertuju pada seseorang yang kau rasa selama ini bisa di percaya.

                Berbahagialah, bersenang senanglah. dan juga berhati hatilah.
                Disana kau akan terima pelukan paling hangat, yang seketika kau balaslah pelukan itu dengan erat, lalu ia pun ucapkan kembali kata kata puitis hingga dibuatnya kau pun menangis.
                Menangis bahagia.
                  Rasa sempurna untuk memilikinya semakin kuat kau terima, bercampur bersama darah, menulusup masuk ke dalam nadi, dan membius setiap saraf yang dulu pernah putus juga terluka.

                Dan, inilah saatnya.

                Saat kau terbius dengannya. Tak akan ada lagi rasa sakit dibuatnya, hingga akhirnya kamu tidak akan pernah sadar bahwa sayapmu telah patah. Dengan genggamannya, dari sebuah dekapan yang kau anggap itu pelukan, ternyata bermaksud melumpuhkan penuh kesengajaan.
Dan saat itu juga.
                 Satu. Dua. Tiga. kau sadar akan perbuatannya,
                 saat itu juga kamu akan dilepaskannya.

                Jatuh,
                Jauh,
                Lumpuh,
                Dan runtuh.

                Habislah kamu, dan sekarang mana sayap sayap mu itu ?

                Ingat ! janganlah dulu kamu menangis dikala tersungkur di kedalaman jurang yang curam.

Karena rasa sakit yang kau terima takan pernah cukup sampai disana.

Selamat kembali terluka, di partisi selanjutnya.
Bandung, 2017

rizkiamyusuf

REMEDIAL MEMORI

     Hallo, apakabar ? ,
Bukan buat kamu, tapi untuk cerita kita,
yang dulu pernah kamu tinggalkan,
secara tiba tiba tanpa sekalipun peringatan.
Ku harap dengan tulisan ini kau tidak lagi lupa ingatan.



      Masih ingatkah,

    Saat kita sering tertawa tanpa sebuah alasan. Terbahak , mengalir bersama sendu gurau tanpa akhiran. Melayang , layaknya candu dibuatnya penuh kemesraan ?
   Dimana setelahnya, suatu kebersaman benar - benar kita dambakan. Kau bercerita panjang lebar diatas jalan. Berbisik diantara pundak yang kini hancur bersama harapan. Dikala sengaja kujauhkan jalan menuju pulang.
     Mengulur waktu, seakan senggang, menantang badai melawan hujan. Tak sadar dengan seragam yang kebasahan, kita bahagia tanpa paksaan.



     Masih ingatkah ?

    Saat kau selalu kunantikan,
    Dikala bel sekolah berdering membawa kelelahan. Disana aku pernah berdiri, di tempat yang seringkali tak pernah kau sadari.
    Saat itu kau yang asik sendiri, sedang ku tunggu dan ku nanti, saat itu masih terlihat jelas kau tebarkan senyuman, melintas ikhlas tanpa keraguan, Isyarat menuju gerbang, saat ku ajak bersama kita untuk pulang.

     Kuharap kau ingat,

    Pernah disuatu hari kau hilang, tanpa jejak tanpa kabar. Dimana ku merasa letih menjaga senyumku yang ku pertahankan agar tak kunjung pudar. Ketika rasa penantian semakin terbakar, menunggu hadirmu diujung lelah berlagak kekar.

     Mungkin kau memang lupa.

     Disaat ku hampiri dirimu yang terduduk sendiri dipelataran sepi.
Saat ku beranikan diri untuk bertanya apakah kau pulang sendiri, saat itu tepat raut wajah penat disore hari yang kau nilai ucapku hanyalah basa basi, yang sebenarnya sedang mecoba menjembatani, antara impi dalam hati, dengan dirimu yang terlihat rapuh pasca dikhianati
.
     Sudahlah lupakan,

     Semua tentang harap dan ceritaku yang dulu.  Dimana kini telah jauh berlalu, bersamaan dengan mimpi yang tak pernah sekalipun kau tuju, menghilang jauh melapur dan tersapu. yang dulu selalu kau tepis dengan kata ;

“ Jalanin aja dulu.”

      Ku hanya berharap kau tahu, Bahwa disini hanyalah aku, yang selalu merenggangkan waktu, merindu dan bertemu hanya karena mu, yang cintanya kau balas dengan rasa ragu, semu, membelenggu, yang lalu kau biarkan semuanya berlalu.
         

     Mungkin kau belum tahu.

    kamu bisa anggap aku sebagai badai yang harus cepat berlalu,
    kamu sanggup, buatnya lupa, hapus, tak bersisa.
    kamu juga akan selalu mampu buatku tak berdaya.
    karena perihal cerita dan rasa kita yang dulu ada, kamulah ratunya.

Baiklah.

Hanya untuku semua ini memang hanya tinggal sebatas gelisah.
Dimana untukmu harapku yang dulu hanya sebatas kisah.
Hingga kini semestaku masihlah berguguran dan patah.

Tapi ketahuilah.


   Sebab, seperti aku, dirimu akan berada di zona yang sama, dimana kamu akan sadar bahwa dari setiap rasa akan selalu membutuhkan kepastian, sebab , takan mungkin ada harapan yang berwujud menjadi kebahagiaan tanpa adanya sebuah kejelasan. Dan darimu, dari semua yang bebaur angan, beraroma kenangan penuh penyesalan, kuharap takan berbalas kebencian.

Ditulis dihari minggu pagi jam 01.01 saat ku ngelantur dan ia pulas tertidur
Bandung, 2017
rizkiamyusuf



remedial/re·me·di·al/ /rémedial/ a 1 berhubungan dengan perbaikan bersifat menyembuhkan.
memori/me·mo·ri/ /mémori/ n 1 kesadaran akan pengalaman masa lampau yang hidup kembali; ingatan; 2 catatan yang berisi penjelasan

REMEDIAL MEMORI : "SUATU USAHA PERBAIKAN INGATAN MASA LAMPAU YANG PERLU DISEMBUHKAN KARENA TIDAK HADIRNYA SEBUAH PENJELASAN."