Friday 22 December 2017

DIORAMA MENTARI

Siangnya, ku terlamun dalam khayal yang begitu dalam diantara semua orang yang sedang  ditekan padatnya hari, disulut panasnya mentari,  dan saat semua tertahan dalam sibuknya, aku merasa seakan kesendirian ini takan pernah menjadi basi, akan selalu saja tetap beggini dan begini, awet tak berkesudahan saat tak tau lagi apa itu harapan. Tak dapat ku pungkiri, setelah kamu benar benar memutuskan untuk pergi, aku tak pernah tau apa lagi yang harus ku cari.

Dulu, saat kesetiaan masih ku percayai, kamulah yang selalu aku nanti, tak peduli siang terik mentari menggerogoti pundak yang selalu kamu cari. Disitulah aku dengan ketangguhanku padamu. Namun, aku tak pernah mengerti, mangapa bisa aku sekuat itu saat aku menunggu mu, meski raga telah tertelan rentetan luka yang dlam, meski hati ini telah tenggelam oleh air mata yang tak pernah kau jumpai. Akulah orang tersukses yang mampu bertahan dalam hubungan.

Namun, saat semua kini hilang, aku hanyalah sendiri, seperti superhero yang kehilangan kekuatan supernya, aku sudah tak pernah lagi kau cari, aku bukanlah siapa siapa lagi kini. dalam khayalnya yang kini ia sadari, bahwa ia kini telah rapuh untuk selamanya. Takan pernah ada lagi aku  singgah dalam hati yang tak bisa memberi pasti kapan ia akan pergi. Tak mau lagi aku menjumpai pintu untuk aku ketuk, karena aku tak pernah tau apa yang aku dapat didalamnya.

...

Namun. Terimakasih aku ucapkan padamu yang telah mampu tunjukan betapa kuatnya aku dalam pendambaan yang tak pernah kau balaskan. Dengan mu aku tau, sekuat apapun diriku, akan selalu ada kehilangan yang menjemput semua kekuatan. Dan lalu, perihal menunggu. Denganmu aku tau, bahwa seberat apapun proses yang telah ku lakukan dlam penantian, takan mampu bukakan kenyataan di ujung jalan.


RizkiaMYusuf , 17/11/17

No comments:

Post a Comment