Mendung.
Tapi Aku melihat cerah
di matamu, sembunyi di balik sayu teduh dan dingin pelupuk mata mu.
Maaf bila aku betah
menetap untuk menatapmu.
Sebenarnya aku juga malu, karena kerap kali ku tatap terlalu dalam,
lalu seketika kamu menengok saat aku masih terjebak disana. Jangan tanya kenapa
dan mengapa. Sadarilah , meski Mata mu terlalu curam untuk diselami, bagiku itu
menjadi terlalu indah untuk diacuhkan
sendiri. Mata mu masih menjadi pertanyaan paling menarik tanpa harus ku jawab,
juga menjadi teka – teki paling asik untuk aku tebak-tebak sendiri.
Pada dasarnya kamu memang menarik, tapi maaf, bukan itu saja aku
temukan. Saat ini aku juga mulai menyadari, bahwa Senyuman mu juga menjadi
pengantar tidur paling nyaman, menari dalam bayang setiap malam, sebagai
penutup doa dari lelah seharian.
Baiklah memang itu hanya
bayanganku saja, sehingga seolah-olah semua terlihat indah, tapi bagaimana bila
itu memang terjadi ? bisakah kamu bayangkan ? sudah kamu tebak bagaimana jadinya bila senyum
mu benar-benar berada disini ? Ah sudahlah, lucu memang bila bergumam sendiri,
berbicara bersama mimpi-mimpi sendiri. Padahal realitanya diluar sana mendung
masih menunggu hujannya turun.
Aku yakin, selebat apapun hujan
nanti, mata dan senyummu masih bertahan cerah.
Jikapun tidak,
Aku akan jadi yang pertama untuk menyelamatkannya.
Rizkia,261118