Tuesday 21 June 2022

Lantas bagaimana bila aku tidak berhasil menemukanmu?

 Ruang pencarian ini semakin menghimpitku dengan banyak tanya, Ia menyerbu jam istirahat bersamaan dengan tak tik tuk detik jarum terpanjang di jam dinding.

Nafas yang kian tersengal dan suara yang semakin parau, mulai berhenti menyuarakan kekalahan yang tak pantas diglorifikasi, usang tak berarah, terhapus kekalahan telak atas masa lalu yang sukses mengasingkan dirinya.


Jujur saja, di dadaku Hujan telah reda, namun langit masih kelabu dan bodohnya aku masih tengadah, berharap cercah dapat menghadiakanku segaris tipis pelangi.


Saat ini aku tak tahu dimana tepatnya aku berdiri, yang jelas, aku tak ingin kehilangan diri baik dengan berlari atau apa pun tindakannya yang kunamai perjuangan.


Ketakutan menyeruak ke dalam lumbung harapan, mengobrak abrik hening yang telah lama terjaga, bagaimana bila aku tidak menemukanmu? Bagaimana bila aku gagal bersaing? Bagaimana bila nyatanya kata pantas tak pernah ku dengar dari bibirmu?


Dalam sesak ini terkadang aku merasa ingin kembali sendiri saja, tak memcarimu, dan tidak dicari.


Jika kemudian hari ini kau ternyata memilih menungguku, lebih baik aku berharap agar seorang dapat segera menjemputmu, karena menungguku hanya akan terasa seperti aku menunggu pelangi kala awan kelabu betah menetap di dalam kepala.

No comments:

Post a Comment